Makalah
PANAS
BUMI
Disusun
Oleh :
Fatma
Ayu Suherman
Kelas :
XII MULTIMEDIA 3
SMKN
2 GARUT
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya yang begitu melimpah
sehingga kmai dapat menyelesaikan makalah ini pada waktunya.
Pada kesempatan ini, Penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Bu shelty
2. Rekan-rekan yang telah membantu penulisan tulisan
ini.
Kami sadar bahwa dalam makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat bermanfaat untuk penyempurnaan tulisan ini.
Akhir kata Penulis berharap semoga
tulisan ini dapat bermanfaat untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Garut, 16 Januari 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Secara
singkat geothermal didefinisikan sebagai panas yang berasal dari dalam bumi.
Sedangkan energi panas bumi adalah energi yang ditimbulkan oleh panas tersebut.
Panas bumi menghasilkan.
energi
yang bersih (dari polusi) dan berkesinambungan atau dapat diperbarui.
Sumberdaya energi panas bumi dapat ditemukan pada air dan batuan panas di dekat
permukaan bumi sampai beberapa.
kilometer di bawah
permukaan. Bahkan jauh lebih dalam lagi sampai pada sumber panas yang ekstrim
dari batuan yang mencair atau magma.
Tenaga panas
bumi adalah listrik yang dihasilkan dari panas bumi. Panas bumi dapat
menghasilkan listrik yang reliabel dan hampir tidak mengeluarkan gas rumah
kaca. Panas bumi sebagaimana didefinisikan dalam Undang-undang Nomor 27 Tahun
2003 tentang panas bumi, adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam
air panas, uap air dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang
secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi
dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan. Panas bumi mengalir
secara kontinyu dari dalam bumi menuju kepermukaan yang manifestasinya dapat
berupa: gunung berapi, mata air panas, dan geyser.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam Makalah Eksplorasi Panas Bumi ini, Saya mencoba
mengangkat masalah yang berhubungan dengan Panas Bumi itu sendiri,
diantaranya :
·
Tahapan
Eksplorasi Panas Bumi
·
Bagaimanakah
Pemboran Eksplorasi Panas Bumi
1.3 Maksud dan tujuan
Adapun maksud dan tujuan Makalah Sistem Penambangan
tentang Tambang Bawah Tanah : Eksplorasi Panas Bumi ini, antara lain :
·
Menjelaskan
pengertian Eksplorasi Pendahuluan Dan Eksplorasi Lanjutan
·
Mengetahui
Resiko Eksplorasi Dan Pengembangan Lapangan Panas Bumi
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Eksplorasi
Pendahuluan (Reconnaisance Survey)
Eksplorasi pendahuluan atau Reconnaisance survey
dilakukan untuk mencari daerah prospek panas bumi, yaitu daerah yang
menunjukkan tanda-tanda adanya sumberdaya panas bumi dilihat dari kenampakan
dipermukaan, serta untuk mendapatkan gambaran mengenai geologi regional di
daerah tersebut.
Secara garis
besar pekerjaan yang dihasilkan pada tahap ini terdiri dari :
1. Studi Literatur
2. Survei Lapangan
3. Analisa Data
4. Spekulasi Besar
Sumber Daya Panas Bumi
1
Studi
Literatur
Langkah pertama yang dilakukan dalam usaha mencari
daerah prospek panas bumi adalah mengumpulkan peta dan data dari
laporan-lapaoran hasil survei yang pernah dilakukan sebelumnya di daerah yang
akan diselidiki, guna mendapat gambaran mengenai geologi regional, lokasi
daerah dimana terdapat manifestasi permukaan, fenomena vulkanik, geologi dan
hidrologi di daerah yang sedang diselidiki dan kemudian menetapkan
tempat-tempat yang akan disurvei. Waktu yang diperlukan untuk pengumpulan data
sangat tergantung dari kemudahan memperoleh peta dan laporan-laporan hasil
survei yang telah dilakukan sebelumnya, tetapi diperkirakan akan memerlukan
waktu sekitar 1 bulan.
2
Survei
Lapangan
Survei lapangan terdiri dari survei geologi, hidrologi dan geokomia. Luas daerah yang
disurvei pada tahap ini umumnya cukup luas, yaitu sekitar 5000-20000 km2,
tetapi bisa juga hanya seluas 5-20 km2 (Baldi, 1990). Survei
biasanya dimulai dari tempat-tempat dimana terdapat manifestasi permukaan dan
di daerah sekitarnya serta di tempat-tempat lain yang telah ditetapkan
berdasarkan hasil kajian interpretasi peta topografi, citra landsat dan
penginderaan jauh serta dari laporan-laporan hasil survei yang pernah dilakukan
sebelumnya. Pada tahap ini survei dilakukan dengan menggunakan
peralatan-peralatan sederhana dan mudah dibawa.
Survei lapangan dilakukan untuk
mengetahui secara global formasi dan jenis batua, penyebaran batuan, struktur
geologi, jenis-jenis manifestasi yang terdapat di daerah tersebut besertas
karakteristiknya, mengambil sampel fluida melakukan pengukuran temperatur, pH,
dan kecepatan air.
Waktu yang diperlukan untuk
survei lapangan sangat tergantung dari kondisi geologi dan luas daerah yang
akan diselidiki, kuantitas dan kualitas data yang telah ada serta junlah orang
ayng terlibat dalam penyelidikan. Survei lapangan reconnaisab\nce yang dilakukan
pada satu daerah biasanya ± 2 minggu sampai 1 bulaln, dilanjutkan dengan survei
detail selama 3-6 bulan.
Di beberapa negara waktu yang
diperlukan untuk survei lapangan ada yang lebih lama. Menurut Baldi (1990),
bila kuantitas dam kualitas data yang telah ada cukup baik serta daerah yang
akan diselidiki tidak terlaullu luas, maka survei lapangan mungkin
hanya memerlukan waktu sekitar 1-2 bulan. Akan tetapi, bila data yang ada
sangat terbatas dan daerah yang akan diselidiki cukup luas, maka survey
lapangan dan analisis data akan memakan waktu beberapa bulan sampai satu tahun.
3
Analisis dan
Interpretasi Data
Data dari survei sebelumnya serta dari hasil survei
lapangan dianalisis untuk mendapatkan gambaran (model) mengenai regional
geologi dan hidrologi di daerah tersebut. Dari kajian data geologi, hidrologi
dan geokimia ditentukan daerah prospek, yaitu daerah yang menunjukkan
tanda-tanda adanya sumberdaya panas bumi. Dari hasil analisis dan interpretasi
data juga dapat diperkirakan jenis reservoir, temperatur reservoir, asal sumber
air, dan jenis batuan reservoir.
4
Spekulasi Besar Sumberdaya Panas bumi
Pada tahap ini data mengenai reservoir masih sangat
terbatas. Meskipun demikian, seringkali para ahli geothermal diharapkan dapat
“berspekulasi” mengenai besarnya sumberdaya panasbumi di daerah yang
diselidiki. Jenis dan temperatur reservoir dapat diperkirakan. Luas prospek
pada tahapan ini dapat diperkirakan dari penyebaran manifestasi permukaan dan
pelamparan struktur geologinya secara global, tetapi selama ini hanya
ditentukan dengan cara statistik (rata-rata luas prospek).
Pada tahap ini sudah dapat ditentukan apakah prospek
yang diteliti cukup baik untuk dikembangkan selanjutnya apakah survey rinci
pwerlu dilakukan atau tidak. Apabila tidak, maka daerah yang diteliti
ditinggalkan.
2.1 EKSPLORASI LANJUT
ATAU RINCI (PRE-FEASIBILITY
STUDY)
Tahap kedua dari kegiatan eksplorasi adalah tahap ‘pre-feasibility
study’ atau tahap survey lanjut. Survei yang dilakukan terdiri dari survei
geologi, geokimia dan geofisika. Tujuan dari survei tersebut adalah :
·
Mendapatkan informasi yang lebih
baik mengenai kondisi geologi permukaan dan bawah permukaan
·
Mengidentifikasi daerah yang
“diduga” mengandung sumberdaya panasbumi.
Dari hasil eksplorasi rinci dapat diketahui dengan
lebih baik mengenai penyebaran batuan, struktur geologi, daerah alterasi hydrothermal,
geometri cadangan panas bumi, hidrologi, system panasbumi, temperatur
reservoir, potensi sumberdaya serta potensi listriknya.
Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, survei umumnya
dilakukan di tempat-tempat yang diusulkan dari hasil survei pendahuluan. Luas
daerah yang akan disurvei tergantung dari keadaan geologi morfologi, tetapi
umumnya daerah yang disurvei adalah sekitar 500-1000 km2, namun ada
juga yang hanya seluas 10-100 km2.
Waktu yang diperlukan sangat tergantung pada luas
daerah yang diselidiki, jenis-jenis pengujian yang dilakukan serta jumlah orang
yang terlibat. Bila sumberdaya siperkirakan mempunyai temperature tinggi dan
mempunyai potensi untuk pembangkit listrik biasanya luas daerah yang diselidiki
cukup luas, sehingga untuk menyelesaikan tahap pre-feasibility study
(survei lapangan, interpretasi dan analisis data, pembuatan model hingga
pembuatan laporan) diperlukan waktu sekitar ± satu tahun.
Ada dua pendapat mengenai luas daerah yang diselidiki
dan waktu yang diperlukan untuk eksplorasi rinci di daerah yang sumberdayanya
diperkirakan mempunyai termperatur sedang. Sekelompok orang berpendapat bahwa
apabila sumberdaya mempunyai temperatur sedang, maka dengan pertimbangan
ekonomi luas daerah yang diselidiki bisa lebih kecil dan didaerah tersebut
cukup hanya dilakukan satu jenis survey geofisika saja. Dengan demikian waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan tahap pre-feasibility study menjadi
lebih pendek, yaitu hanya beberapa bulan saja. Sementara kelompok lain
berpendapat bahwa untuk daerah panasbumi dengan tingkatan prospek lebih rendah
(sedang) dan akan dikembangkan justru memerlukan survey yang lebih lengkap dan
lebih teliti untuk menghindarkan terlalu banyaknya kegagalan pemboran.
1. Survei Geologi Lanjut/Rinci
Survei geologi umumnya yang pertama dilakukan untuk
memahami struktur geologi dan stratigrafi maka survei geologi rinci harus
dilakukan di daerah yang cukup luas.
Lama waktu penyelidikan tergantung pada luas daerah
yang diselidiki serta jumlah orang yang terlibat dalam penyelidikan, tetpi
hingga penulisan laporan biasanya diperlukan sekitar 3-6 bulan.
Survei geologi ini bertujuan untuk mengetahui
penyebaran batuan secara mendatar maupun secara vertikal, struktur geologi,
tektonik dan sejarah geologi dalam kaitannya dengan terbentuknya suatu sistem
panas bumi termasuk memperkirakan luas daerah prospek dan sumber panasnya.
2. Survei Geokimia Lanjut
Pekerjaan yang dilakukan pada suatu survei geokimia
lanjut pada dasarnya hamper sama dengan pada tahap survei pendahuluan, tetapi
pada tahap ini sampel harus diambil dari semua manifestasi permukaan yang ada
di daerah tersebut dan di daerah sekitarnya untuk dianalisis di tampat
pengambilan sampel dan atau di laboratorium. Analisis geokimia tidak hanya
dilakukan pada fluida tau gas dari manifestasi panas permukaan, tetapi juga
pada daerah lainnya untuk melihat kandungan gas dan unsure-unsur tertentu yang
terkadanga dalam tanah yang terbentuk karena aktivitas hydrothermal.
Selain itu juga perlu dibuat manifestasi permukaan, yaitu peta yang menunjukkan
lokasi serta jenis semua manifestasi panas bumi di daerah tersebut. Hasil
analisis kimia fluida dan isotop air dan gas dari seluruh manifestasi panas
permukaan dan daerah lainnya berguna untuk memperkirakan sistem dan temperature
reservoir, asal sumber air, karakterisasi fluida dan sistem hidrologi di bawah
permukaan.
Hasil analisis air dapat juga digunakan untuk
memperkirakan problema-problema yang munkin terjdadi (korosi dan scale)
apabila fluida dari sumberdaya panas bumi tersebut dimanfaatkan dikemudian
hari.
3. Survei Geofisika
Survei geofisika dilakukan setelah survei geologi dan
geokimia karena biayanya lebih mahal. Dari sember geologi dan geokimia
diusulkan daerah-daerah mana saja yang harus disurvei geofisika. Survei
geofisika dilakuakn untuk mengetahui sifat fisik batuan mulai dari permukaan
hingga kedalaman beberapa kilometer di bawah permukaan.
Dengan mengetahui sifat fisik batuan maka dapat
diketahui daerah tempat terjadinya anomali yang disebabkan oleh sistem panas
buminya dan lebih lanjut geometri prospek serta lokasi dan bentuk batuan sumber
panas dapat diperkirakan.
Ada beberapa jenis survei geofisika, yaitu :
1. Survei resistivity
2. Survei gravity
3. Survei magnetic
4. Survei Macro Earth Quake
(MEQ)
5. Survei
aliran panas
6. Survei Self
Potential
Pemilihan jenis survei tergantung dari keadaan geologi
dan struktur di daerah yang akan diselidiki, serta batasan anggaran untuk
pengukuran di lapangan dan intrepetasi data.
Survei geofisika yang pertama kali dilakukan umumnya
adalah survei resistivity–Schlumberger, gravity dan magnetic
karena perlatannya mudah didapat dan biayanya murah. Dari ketiga survei
geofisika ini diusulkan daerah prospek panas bumi untuk disurvei lebih detail
dengan metoda yang lebih mahal yaitu magnetotelluric (MT) atau Control
Source Audio (CSMT) untuk melihat struktur fisik batuan dengan kedalaman
yang jauh lebih dalam dari maksimum kedalaman yang dicapai oleh metode Schlumberger
yang hanya mampu untuk mendeteksi kedalaman sampai beberapa ratus meter saja.
4. Survei Geografi
Selain survei geologi, geokimia, dan geofisika, pada
tahap ini biasanya dilakuakn survei geografi dan survei lainnya untuk
mendapatkan informasi mengenai status lahan, distribusi kemiringan lereng,
prasarana jalan, fasilitas listrik, air, kominaksi yang tersedia, jumlah dan
kepadatan penduduk.
5. Analisis dan Interpretasi Data
Dari hasil kajian data diharapkan akan diperoleh
gambaran atau “model awal” mengenai sistem panasbumi di daerah yang diselidiki,
yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan target dan lokasi sumur
eksplorasi serta membuat program pemboran.
Model system panasbumi harus mengikutsertakan
karakteristik litologi, stratigrafi, hidrologi, atau pola sirkulasi fluida,
perkiraan sumber panas dan temperatur dalam reservoir serta sistem panas
buminya. Model harus dibuat mulai dari permukaan hingga kedalaman 1 – 4 km.
selain itu dari pengkajian data dapat diperkirakan besarnya potensi sumber daya
(resources), cadangan (recoverable reserve), dan potensi listrik
panas bumi di daerah yang diduga mengandung panasbumi.
2.3 PEMBORAN EKSPLORASI
Apabila dari data geologi, data geokimia, dan data
geofisika yang diperoleh dari hasil survey rinci menunjukkan bahwa di daerah
yang diselidiki terdapat sumberdaya panasbumi yang ekonomis untuk dikembangkan,
maka tahap selanjutnya adalah tahap pemboran sumur eksplorasi. Tujuan dari
pemboran sumur eksplorasi ini adalah membuktikan adanya sumberdaya panasbumi di
daerah yang diselidiki dan menguji model system panasbumi yang dibuat
berdasarkan data-data hasil survei rinci.
Jumlah sumur eksplorasi tergantung dari besarnya luas
daerah yang diduga mengandung energi panasbumi. Biasanya di dalam satu prospek
dibor 3 – 5 sumur eksplorasi. Kedalaman sumur tergantung dari kedalaman
reservoir yang diperkirakan dari data hasil survei rinci, batasan anggaran, dan
teknologi yang ada, tetapi sumur eksplorasi umumnya dibor hingga kedalaman 1000
– 3000 meter.
Menurut Cataldi (1982), tingkat keberhasilan atau success
ratio pemboran sumur panas bumi lebih tinggi daripada pemboran minyak. Success
ratio dari pemboran sumur panasbumi umumnya 50 – 70%. Ini berarti dari
empat sumur eksplorasi yang dibor, ada 2 – 3 sumur yang menghasilkan.
Setelah pemboran selesai, yaitu setelah pemboran
mencapai kedalaman yang diinginkan, dilakukan pengujian sumur. Jenis – jenis
pengujian sumur yang dilakukan di sumur panasbumi adalah:
·
Uji hilang
air (water loss test)
·
Uji
permeabilitas total (gross permeability test)
·
Uji panas (heating
measurement)
·
Uji produksi
(discharge/ output test)
·
Uji transien
(transient test)
Pengujian sumur geothermal dilakukan untuk mendapatkan
informasi/ data yang lebih persis mengenai :
1. Jenis dan
sifat fluida produksi.
2. Kedalaman
reservoir.
3. Jenis
reservoir.
4. Temperatur
reservoir.
5. Sifat batuan
reservoir.
6. Laju alir
massa fluida, entalpi, dan fraksi uap pada berbagai tekanan kepala sumur.
7. Kapasitas produksi
sumur (dalam MW).
Berdasarkan hasil pemboran dan pengujian sumur harus
diambil keputusan apakah perlu dibor beberapa sumur eksplorasi lain, ataukah
sumur eksplorasi yang ada telah cukup untuk memberikan informasi mengenai
potensi sumber daya. Apabila beberapa sumur eksplorasi mempunyai potensi cukup
besar maka perlu dipelajari apakah lapangan tersebut menarik untuk dikembangkan
atau tidak.
2.4 STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY
STUDY)
Studi kelayakan perlu dilakukan apabila ada beberapa
sumur eksplorasi menghasilkan fluida panas bumi. Tujuan dari studi ini adalah
untuk menilai apakah sumber daya panas bumi yang terdapat di daerah tersebut
secara teknis dan ekonomis menarik untuk diproduksikan. Pada tahap ini kegiatan
yang dilakukan adalah :
·
Mengevaluasi data geologi, geokimia,
geofisika, dan data sumur.
·
Memperbaiki model sistem panas bumi.
·
Menghitung besarnya sumber daya dan
cadangan panas bumi (recoverable reserve) serta ppotensi listrik yang dapat
dihasilkannya.
·
Mengevaluasi potensi sumur serta
memprekirakan kinerjanya.
·
Menganalisa sifat fluida panas bumi
dan kandungan non condensable gas serta memperkirakan sifat korosifitas air dan
kemungkinan pembentukan scale.
·
Mempelajari apakah ada permintaan
energy listrik, untuk apa dan berapa banyak.
·
Mengusukan alternative pengembangan
dan kapasitas instalasi pembangkit listrik.
·
Melakukan analisa keekonomian untuk
semua alternative yang diusulkan.
2.5 PERENCANAAN
Apabila dari hasil studi kelayakan disimpulkan bahwa
daerah panas bumi tersebut menarik untuk dikembangkan, baik ditinjau dari aspek
teknis maupun ekonomis, maka tahap selanjutnya adalah membuat perencanaan
secara detail.
Rencana pengembangan lapangan dan pembangkit listrik
mencangkup usulan secara rinci mengenai fasilitas kepala sumur, fasilitas
produksi dan injeksi di permukaan, sistem pipa alir dipermukaan, fasilitas
pusat pembangkit listrik. Pada tahap ini gambar teknik perlu dibuat secara
rinci, mencangkup ukuran pipa alir uap, pipa alir dua fasa, penempatan valve,
perangkat pembuang kondensat dan lain-lain.
1.
PEMBORAN
SUMUR PRODUKSI, INJEKSI DAN PEMBANGUNAN PUSAT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI
Untuk menjamin tersedia uap sebanyak yang dibutuhkan
oleh pembangkit listrik yang dibutuhkan oleh pembangkit listrik diperlukan
sejumlah sumur produksi. Selain itu juga diperlukan sumur untuk menginjeksikan
kembali air limbah. Pemboran sumur dapat dilakukan secara bersamaan dengan
tahap perencanaan pembangunan PLTP.
2. PRODUKSI UAP, PRODUKSI LISTRIK DAN
PERAWATAN
Pada tahap ini PLTP telah beroperasi sehingga kegiatan
utama adalah menjaga kelangsungan:
·
Produksi uap dari sumur-sumur produksi.
·
Produksi listrik dari PLTP.
·
Distribusi listrik ke konsumen.
3. CONTOH KEGIATAN EKSPLORASI DAN
PENGEMBANGAN LAPANGAN PANAS BUMI
1. Lapangan Panas Bumi Darajat
Lapangan
darajat terletak di jawa barat, sekitar 10 km dari lapangan kamojang pengembangan
lapangan darajat dimulai pada tahun 1984 dengan ditandatanganinya kontrak
operasi bersama antar pemerintah Indonesia dengan Amoseas Ltd. Sejarahnya
sebagai berikut :
1972 – 1975 :
kegiatan eksplorsi rinci
1976 – 1978 :
tiga sumur eksplorasi dibor, menghasilkan uap kering, temperatur reservoir
235-247 0 C
1984
: KOB
1987 – 1988
: pemboran sumur produksi
Sept. 1994
: PLTP darajat (55 MW) dioperasikan
2. Lapangan Panas Bumi Lahendong
Merupakan
lapangan panas bumi yang dikembangkan diluar jawa, 9 sumur yang terdiri dari 7
sumur eksplorasi dan 2 sumur eksploitasi telah dibor. Sumur ini menghasilkan
fluida dua fasa (uap-air) bertemperatur tinggi dengan potensi sumur rata-rata 6
Mwe. Reservoir mempunyai temperature 280-325oC. Di lapangan ini telah dibangun
sebuah pembangkit listrik panas bumi binary geothermal powerplan berkapasitas
2,5 MW. Pada pembangkit ini sudu-sudu turbin pembangkit binary digerakkan oleh
uap fluida organik yang dipanasi oleh fluida panas bumi melalui mesin penukar
kalor (heat exchanger). Saat ini sedang dibuat rencana pengembangan lapangan
lahendong untuk pembangunan pusat listrik panas bumi berkapasitas 20 MW.
2.6 RESIKO
EKSPLORASI DAN PENGEMBANGAN LAPANGAN PANAS BUMI
Resiko yang berkaitan dengan sumber daya, yaitu resiko
yang berkaitan dengan :
1. Kemungkinan besarnya cadangan dan
potensi litrik didaerah itu lebih kecil dari yang diperkirakan atau tidak
bernilai komersial (resiko eksplorasi).
2. kemungkinan jumlah sumur explorasi
yg berhasil lebih sedikit dari yg diharapkan
3. kemungkinan potensi sumur (well
output), baik sumur explorasi lebih kecil dari yg diperkirakan semula
(resiko eksplorasi)
4. kemungkinan
jumlah sumur pengembangan yg berhasil lebih sedikit dari yg diharapkan (resiko
pengembangan)
5. kemungkinan biaya eksplorasi,
pengembangan lapangan dan pengembangan PLTP lebih mahal dari yg diperkirakan
semula
6. kemungkinan terjadinya
problem-problem teknis, seperti korosi dan scaling (resiko teknologi)
dan problem2 lingkungan
·
Resiko yang
berkaitan dengan kemungkinan penurunan laju produksi / penurunan temperatur
lebih cepat dari yang diperkirakan semula (resource degradation)
·
Resiko yang
berkaitan dengan kemungkinan perubahan pasar dan harga (market access
dan price risk)
·
Resiko
pembangunan (construction risk)
·
Resiko yang
berkaitan dengan perubahan management
·
Resiko yang
menyangkut perubahan aspek legal dan kemungkinan perubahan kebijaksanaan
pemerintahan (legal dan regulatory risk)
·
Resiko yang
berkaitan dengan kemungkinan perubahan bunga bank dan laju inflasi (interest
dan inflation risk)
·
Force majeure
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kegiatan eksplorasi dan
pengembangan lapangan panas bumi yang dilakukan dalam usaha mencari sumberdaya
panas bumi, membuktikan adanya sumberdaya serta memproduksikan dan memanfaatkan
fluidanya dilakukan dengan tahapan sebagai berikut ;
1. Eksplorasi
pendahuluan atau Reconnaisance survei
2. Eksplorasi lanjut atau rinci (Pre-feasibility study)
3. Pemboran Eksplorasi
4. Studi kelayakan (Feasibility
study)
5. Perencanaan
3.2 Saran
Adapun saran yang penulis sampaikan
yaitu semoga apa yang telah kita pelajari pada pelajaran Eksplorasi Panas Bumi
ini dapat kita terapkan dengan kemampuan kita masing-masing.
DAFTAR
PUSTAKA
Imambudiraharjo. 2009. Penambangan Panas Bumi http://search.conduit.com/ResultsExt.aspx?ctid=CT2269050&SearchSource=2&q=search.conduit.com.
diakses pada tanggal 20 Juni 2012
http://nooradinugroho.wordpress.com/ Eksplorasi_Panas_Bumi.htmldiakses pada tanggal 20 juni 2012
http://nooradinugroho.wordpress.com/ Eksplorasi_Panas_Bumi.htmldiakses pada tanggal 20 juni 2012
0 komentar:
Posting Komentar